Pages

Subscribe Twitter

Rabu, 13 Maret 2013

Testimoni Cerpen-cerpen

Halah barusan hari ini ngepublish dua cerpen sekaligus itu wehew BANGET :D Ets tapi itu mah cerpen yang dibuat udah sekian lama dan baru dipublish, sebenernya gak nyangka juga bisa bikin cerpen yang alangkah pendeknya itu (namanya juga cerpen tanteee-_-) Tetep aja bagi yang baca boleh kasih komentar dan selamat membaca :3

Please Take Me, I don't Know How to Go

Daun-daun mulai berjatuhan saat angin menghembus dengan pelan, semilir lantunan ritme-ritme indah yang dimainkan oleh desiran angin dengan merdunya sehingga menggoyahkan dedaunan untuk ikut menari bersamanya. Begitulah kegoyahan hati yang dirasakan oleh Maura, gadis berambut panjang, berparas cantik, dan bertubuh tinggi ini. Dia merasakan kepedihan yang amat dalam, setelah begitu banyak rintangan dan cobaan menerpa dirinya saat ia mulai beranjak dewasa dan mengenal tentang dunia. Ia tak bisa begitu tabah, mendengar kepergian kekasihnya, yang pergi dan meninggalkan dia untuk selama-lamanya. Bukan hanya itu, terpaan demi terpaan cobaan hidup belum selesai berhenti pada hal itu saja. Belum lama ia harus mengikhlaskan kepergian kekasihnya, lalu kedua orang tuanya bercerai. Ia sudah tak tahu bagaimana lagi harus menghadapi dan menjalani hari-harinya. Ketika semua orang yang dicintainya tak berada disampingnya. Ia berdiri memandanglurus ke depan dengan tatapan menerawang. Sesekali matanya yang indah itu berkedip dan meneteskan air mata. Air mata yang ia jatuhkan bagaikan untaian permata yang dilinangkan ke tanah semaunya. Ia menghela nafas panjang, ia berpikir bahwa ia tidak pernah menangis seperti ini sebelumnya. Sejak saat semua itu terjadi, ia hanya memilih untuk menyendiri, ia pun mendadak menjadi pendiam dan pemurung. Ia membisu seribu kata, menyimpan segala perasaan yang ada dibenak nya yang sudah tak karuan. Meskipun ada yang selalu bertanya sepintas mengenai keadaannya ataupun masalah serius yang dihadapinya sehingga ia mengalami depresi seperti ini, karena tidak mendapat jawaban yang memuaskan dari nya, maka tidak ada yang mencoba mendekati ataupun mencoba menenangkan dirinya. Orang-orang itu takut, Maura yang selama ini mereka kenal dengan kecantikan dan keangkuhannya itu menjadi gila akibat masalah rumit yang dihadapinya itu, Gadis cantik yang selalu menampakkan wajah cerah nya yang merah merona itu kini hanya menampakkan wajah yang pucat dan pasi. Ia belum makan apa-apa sejak ia pergi dari rumahnya, karena kesal dengan sikap orang tuanya yang hanya memikirkan ego-nya sendiri ketimbang memikirkan ia dan masa depannya. Ia pun kehilangan arah, kemana dan harus bagaimana hidupnya setelah ini. Maura adalah anak pertama dan terakhir dikeluarganya. Dari ia masih kanak-kanak, keluarganya tidak terlalu harmonis. Ayahnya, sering bekerja keluar kota untuk mengurusi saham-saham kepemilikan kakeknya yang sudah diwarisi untuk ayahnya kelola. Ibunya adalah pegawai kantoran yang dari pagi sampai menjelang maghrib tiba baru bisa betemu dengan anak semata wayangnya itu. Percekcokan pun selalu terjadi karena kurangnya komunikasi diantara kedua orang tua Maura. Sedangkan, di masa-masa remajanya inilah ia sangat membutuhkan kasih sayang dan dukungan dari kedua orang tuanya. Namun sebaliknya yang terjadi, terlebih ayahnya jarang pulang kerumah untuk menemui dan mengkontrol perkembangan buah hatinya berikut masalah rumah tangganya tersebut. Seakan acuh tak acuh dengan keadaan seperti ini, mereka sampai hati memutuskan kata ‘cerai’ didepan anak mereka tanpa mengimbangi apa yang akan tejadi dengan Maura jika mereka benar-benar bercerai pada saat itu. Hantaman demi hantaman benda-benda keramik dan perabotan mewah lainnya menjadi tidak berarti dimata Bapak dan Ibu Handoko, kedua orang tua Maura. Mereka hanya asyik menyalah-nyalahkan diantara keduanya dan tanpa ada yang mau mengalah. Keduanya merasa dirinya yang paling benar dalam percekcokan tersebut. Disisi lain, mereka tidak tahu bahwa putri semata wayang mereka hanya bisa menangis meraung-raung tanpa bisa melakukan apapun dengan hal-hal buruk yang telah dilakukan oleh kedua orangtuanya itu. Tangisan Maura semakin kencang dan sampai tak terkendali bahwa dirinya telah jatuh pingsan. Seketika ia siuman, dia sudah didampingi seorang wanita setengah baya berkaca mata. Parasnya masih sangat cantik. Matanya bulat, dan hidungnya mancung. Ia menunjukkan ekspresi raut wajah yang mencemaskan orang yang dihadapinya itu. Namun wajahnya kembali bisa tersenyum saat melihat Maura siuman dari pingsannya. “Maura, kamu gak apa-apa sayang?” tanya mama nya khawatir. “Gak kok ma. Maura gak apa-apa” jawab Maura datar “Maura, maafin papa sama mama ya? Papa sama mama gak bermaksud kayak tadi kok, Cuma papa nya kali yang lagi capek. Mama juga lagi banyak masalah dikantor. Jadinya kayak gitu deh?” jelas ibunya “Tapi papa sama mama tetep pengen cerai ya?!” tanya Maura ketus “Kamu gak boleh ngomong kayak gitu, sayang!” cela mama nya “kenapa gak boleh? Sedangkan papa sama mama berantem sampe mecahin perabot dirumah aja boleh? Gitu ya? Kenapa sih papa sama mama gak pernah mikir perasaan Maura? Maura itu butuh perhatian dari papa, dari mama! Tapi Maura gak pernah dapetin hal seperti itu! Tau gak ma? Maura ngiri sama temen-temen Maura, mereka orang tuanya rukun dan harmonis. Nah kita? Kucing sama Anjing pun kalah berantemnya!” jelas Maura panjang lebar “Hh, sudahlah Maura. Untuk makan dan memenuhi fasilitasmu saja sudah cukup! Tanpa seorang ayah seperti dia pun tak apa-apa! Mama masih bisa hidup sendiri dengan kamu tanpa dia!” bentak mamanya mengakhiri percakapan. Maura terpaku dengan kata-kata yang baru saja diucapkan oleh wanita yang telah melahirkan ia kedunia dan membesarkannya dengan kasih sayang tersebut. Mama nya pergi meninggalkan dia dikamarnya. Ia melanjutkan tangisannya yang telah ia hentikan selama ia pingsan. Namun tangisan nya tak berarti apa-apa tidak ada yang tahu, tidak ada yang peduli akan tangisan nya itu. Sampai akhirnya ia pun tertidur pulas. Dalam tidurnya ia hanya berharap semuanya akan kembali normal besok pagi. Jam menunjukkan pukul 06.30 namun Maura masih terbaring di kamar tidurnya. Ia membuka matanya dengan malas, lalu menarik selimut tebalnya agar ia bisa terlelap kembali. Namun handphone nya berdering berulang-ulang. Ia mendengus kesal dengan ocehan ponsel mungil miliknya. Ia mengeluarkan tangannya dari selimut dan meraba-raba ke sekitar bantalnya, akhirnya ia menemukan barang yang se daritadi tak berhenti memainkan alunan nada dering yang menandakan panggilan masuk ke handphone nya. “Halo” sapa Maura “Halo, Maura. Apa kamu sudah bangun?” kata seseorang dari ujung telepon “Ya, baru saja aku bangun. Kalau saja tidak ada telepon darimu, aku masih bisa tertidur pulas mengurangi kepenatanku” omel Maura kepada orang tersebut. “Maaf sayang, aku tidak bermaksud mengganggu minggu pagimu” “Oh, aku kira siapa yang menelpon. Ternyata kamu” “Iya, maafin aku ya?” “Gak apa-apa kok. Dengerin suara kamu aja udah sedikit mengurangi kepenatanku. Selain tidur untuk pagi cerah ini” ujar Maura lembut dengan seuntas senyuman kecil dari bibirnya yang sedaritadi manyun. “Oh, ya udah kamu mandi aja dulu. Aku juga mau sarapan. Hehe, nanti kita sambung lewat SMS aja ya. Bye sayang” “Bye” Maura menutup telepon dengan pacarnya, Raffi. Hubungan mereka baru saja berjalan selama 1 tahun 2 bulan. Raffi adalah pacar yang sangat baik bagi Maura. Dia selalu memberikan perhatian kepada pacarnya, dan mengerti dengan keadaan keluarga Maura. Sehingga Maura merasa aman dan nyaman saat bersama-sama dengan Raffi. Banyak yang mengiri dengan hubungan mereka berdua. Karena mereka termasuk dalam best couple di sekolahnya. Sabtu sore, seperti Sabtu-sabtu biasanya. Maura dan Raffi pergi hangout ke mall yang sering mereka kunjungisekedar untuk melepaskan penat selama 6 hari melakukan aktivitas sekolah secara rutin. Mereka menjelajahi satu-satu tempat baju-baju, sepatu, aksesoris, dan boneka di mall tersebut. Di toko boneka, Raffi membelikan sebuah boneka Teddy Bear kesukaan Maura. Raffi sangat senang melihat senyum Maura ketika melihat boneka kesukaan nya itu diberikan untuknya. “Kamu suka boneka nya?” tanya Raffi “Aku suka banget. Makasih ya sayang” jawab Maura dengan senyum yang mengembang dibibir nya. “Sama-sama. Aku pengen buat kamu bahagia selamanya bersamaku. Hahaha” “Yee kamu tuh ya. Aku berharap gitu juga deh. Hehe” “Haha. Kita pulang yuk, udah mau maghrib” “Ya udah, ayok deh” Diperjalanan pulang, mereka tengah asyik bercanda didalam mobil Xenia silver milik Raffi. Namun saat menyetir mobilnya, Raffi tidak memperhatikan bahwa ada seseorang kakek yang melintas dijalan. Kakek itu tidak melihat mobil Raffi yang akan melewati jalan itu juga. Saat Raffi tersadar ia hampir menabrak seorang kakek-kakek, dia sempat membunyikan klakson kepada kakek tersebut. Tapi karena panik dan kaget, Raffi memutarkan setir ke arah kanan dan menghantam badan jalan. Akibatnya mobil Xenia yang dia kendarai bersama pacarnya menabrak trotoar dan Raffi yang mengendarai mobil tersebut tewas seketika karena pertolongan yang terlambat. Sedangkan Maura, hanya mengalami luka ringan akibat kecelakaan tersebut. Sadar akan kepergian kekasih yang dicintai dia untuk selama-lamanya, dia tidak bisa menahan air mata yang langsung tumpah membasahi pipinya. Dia benar-benar sedih kalau itu adalah pertemuan terakhirnya, dan boneka pemberian Raffi itu adalah pemberian terakhir untuk nya. Terlebih, dimana orang yang selalu ada untuk dia, selalu mngerti keadaan dia dan sangat-sangat perhatian kepadanya melebihi kedua orang tuanya itu harus pergi meninggalkan dia dan tidak pernah kembali lagi. Maura berjalan masuk kedalam rumahnya dengan langkah yang terseok-seok. Dia harus siap mengikhlaskan kepergian kekasihnya itu, menghadapi kenyataan pahit dihidupnya sendirian. Dengan orang tua yang sama sekali tidak mementingkan dirinya juga masa depannya yang hanya diandalkan dengan uang saja. Namun, beberapa bulan terakhir ini saham penjualan ayahnya menurun drastis sehingga saham penjualan ayahnya terancam bangkrut. Ketika papa nya kembali kerumah untuk menemui mama nya, namun petengkaranlah yang kembali terjadi. Hari-hari yang berlalu hanya seperti itu saja tanpa keharmonisan. Sampai saatnya tiba, mama Maura mengajukan keputusan cerai dengan papa nya. Maura sudah tak tahan lagi dengan suasana yang terjadi dirumahnya.Jiwanya benar-benar kacau. Pikiran nya terbang kemana-mana. Ia tidak punya pegangan dan pertolongan didalam gelap pikiran nya. Ia hanya berjalan mengikuti kemana arah langkah kaki nya. Ia tidak peduli orang disekitarnya, kenal atau tidak. Sampai dia memutuskan untuk kembali kerumah. Dan dirumah itulah ia memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan menelan 5 butir obat pusing sekaligus. Akhirnya, dia menghembuskan nafas terakhirnya karna overdosis.

'Sweet Unpredictable'

“Lagi lagi bunyi detik jam itu mengusik tidurku” omelku pada jam yang tak bersalah itu. “Kau tak usah memandangku seperti itu, aku risih! Aku malas bangun pagi ini” dan kali ini aku yakin aku lebih terlihat seperti orang gila yang sedang berbicara dengan musuhnya. Akhirnya dengan perasaan yang sedikit kesal, aku memaksa seluruh tubuhku untuk bangun dan bergerak dari tempat tidur. Saat aku membuka pintu kamar, aku mendapati ayah baru saja akan mengetuk pintu kamarku dan akan membangunkan aku. “Oh.. kamu sudah bangun rupanya” kata ayahku sedikit mendecak. “Loh, bukannya ayah senang kalau aku bangun sendiri?” jawabku agak sewot “Heh, sudahlah cepat kamu sholat subuh” Tanpa basa-basi aku langsung nyelonong ke kamar mandi. Dan untungnya saat akan ke kamar mandi aku tidak menabrak barang apapun yang mungkin akan membahayakan diriku sendiri nantinya. Setelah selesai sarapan, mandi, dan lain-lain aku hanya tinggal menunggu jemputan temanku. Namanya Febri, sudah dari SMP aku berteman akrab dengannya. Meskipun begitu, karena dia cowok dan aku gak mau kena gosip murahan disekolah dan menyebar ke lain-lain, kami jadi gak begitu akrab saat disekolah. Walaupun kadang-kadang kami memang sering ngobrol berdua, dan dia juga sering antar-jemput aku disekolah. Aku tetep aja kena gosip-gosip miring yang tentunya membuat kami, dan terlebihnya aku menjadi gak nyaman. “Ciee yang pergi sekolah bareng” ledek Cindy saat aku dan Febri sampai disekolah Mendengar ledekan Cindy pagi-pagi, aku serasa laper banget dan mau nelen orang.“Eh.... cie cie, kamu kira kita ngapain. Gak ada yang so sweet disini tolong yah, kita Cuma temen. Gak lebih!” buru-buru aku ninggalin Febri sama Cindy berdua. “Zera kenapa sih, Feb? Aku kan Cuma bercanda. Kok dia segitunya” tanya Cindy heran Febri hanya tertawa kecil saat mendengar pertanyaan Cindy. “Udahlah dia emang kayak gitu. Kamu gak usah mikirin” Dikelas, aku hanya duduk dikursi dengan wajah cemberut aku bete banget, tapi saat itu Febri udah masuk kelas,lalu Febri menghampiri aku dan menyapa. “Zer,” sapanya saat memulai pembicaraan denganku “Apa? Aduh aku lagi bete tau, ngomong sama akunya nanti aja. Oh ya, pulang ntar aku ngangkot aja gak apa-apa kok. Makasih ya sebelumnya” “Zeraaaa apaan sih kamu, emang salah kita cuma deket aja? Kita kan emang gak pacaran” “Iya, itu kan menurut kita. Menurut orang kan?” “Masa bodoh orang dong” “Masa bodoh kamu juga kalo gitu! Aku gak enak sama Tania ah. Udah kamu sana! Aku mau belajar buat pelajaran kimia ntar. Aku mau pinter, bukan kayak kamuuu” Tanpa berbicara apa-apa, Febri langsung meninggalkan aku dan menaruh tas dikursi tempat dia duduk. Aku hanya memperhatikan wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi apa-apa dan akhirnya aku terkikik melihat wajahnya begitu. Aku melalui hari-hariku seperti biasanya, namun aku kira kali ini sedikit berbeda karena semenjak aku dan Febri jarang terlihat bersama, maka gosip-gosip miring tentang kamipun mereda. Sudah tidak ada lagi yang meledek untuk sekedar bercanda ataupun dengan maksud lain. Pada saat pelajaran TIK, Febri memang sangat diunggulkan dalam pelajaran tersebut. Sehingga saat aku kesulitan dalam membuat tugas TIK yang diberikan oleh guru kami, aku biasanya sering bertanya dan meminta bantuan dia agar tugas-tugasku bisa dikerjakan dengan baik. Tidak terasa, setelah banyak berjauh-jauhan dan mendinginkan sikap dengan Febri, akhirnya kami kembali saling berbagi cerita tentang masalah-masalah kami. Saat dia bercerita lagi naksir sama cewek yang ada dikelas, saat itu juga aku bercerita bahwa ada kakak kelas XII IPA yang lagi deket-deketnya sama aku. Dia itu kapten basket yang meski gak terlalu terkenal disekolahan aku, tapi katanya sifat dia itu jempol banget, didukung wajahnya yang kece juga.Respon Febri sangat baik dan bener-bener support aku deket sama kakak kelas itu. “Kak Evran kah? Wah... Kalo jadian, PJ jangan lupa dong yaa” ledek Febri suatu hari “Haha amin nih. Lagian aku Cuma nganggep dia kayak kakak aku sendiri kok, tapi gimanaa ya gitu” “Udahlah, dia itu baik kok. Aku kenal sama dia, dia kan senior basket aku” “Kamu nilai dia baik dari mananya?” “Zer, zer.. dia itu bener-bener memperlakukan baik mantan-mantan pacarnya yang dulu. Tapi dasar ceweknya ajasih yang matre. Sekarang dia gak sekaya yang dulu” jelas Febri panjang lebar mengenai kakak kelas itu “Oh gitu ya? Udah kamu gak usah berandai-andai aku jadian sama dia deh.. aku udah nyaman dia jadi kakak angkat aku aja.. lagian kan dia belum tentu suka sama aku. Gak usah sotoy dong Feb” aku mengelak pernyataan Febri karena aku gak mau cuma dikasih harapan kosong sama cowok. Coba aja kalian jadi aku, pasti gak enak banget kan tuh digituin. Udah ngarep-ngarep bakal ditembak, padahal udah dikasih perhatian dan yah lebay lah. Eh taunya dia jadian sama orang lain atau yang lainnya? Nyesek! Suatu sore, kak Evran bilang 5 hari lagi aku akan dikasih surprise sama dia. Seingat aku, 5 hari lagi itu adalah sweet seventeen nya dia. Aku bingung, siapa yang bakalan ngerayain hari bahagianya, dan siapa yang bakalan dapet kejutan. Tapi ya, mana ada kejutan bilang-bilang kayak gitu? Tapi aku mutusin buat cuek-cuek aja nanggepin omongan kak Evran, karena aku juga punya kejutan spesial untuknya. Tibadihari ulang tahun kak Evran, aku udah mulai dengan persiapan surprisenya. Aku ngelakuin semua itu hanya karna aku peduli dengannya sebagai kakak, bukan karena aku ingin mendapatkan perhatian dan menunjukkan bahwa aku suka sama dia. Enggak deh! Akhirnya sepulang sekolah, aku udah langsung nyiapin semua yang berkaitan dengan kejutan untuk kak Evran, setelah semuanya beres kebetulan kak Evran ngajakin aku ketemuan didekat gerbang sekolah.Aku gak tau dia bakal mau ngapain, tapi yang penting itu lebih memudahkan aku buat ngasih kejutan ke dia. Saat orang sedang berlalu-lalang pulang melewati gerbang sekolah, aku dengan beraninya langsung menemui kakak kelasku itu. Aku lihat kak Evran sedang berada diantara teman-temannya dan berbincang-bincang dengan seru. Tapi tiba-tiba nyaliku menciut dan mengundurkan diri terlebih dahulu untuk menemui senior-seniorku itu. Ternyata kak Evran sudah sempat menoleh ke arahku sebelum aku ngabur balik ke kelas dan ngebatalin ajakan kak Evran buat ketemu digerbang sekolah. Buru-buru kak Evran ngejerin aku, eh aku yang ngerasa lagi dikejerin kak Evran malah langsung pasang kaki seribu gak pake rem, aneh-aneh aja lah. “Eh kamu g..gaak usah lari..i zer! Aku gak akan ngapa-ngap..aain kamu” teriak Kak Evran sambil ngos-ngosan. Dan aku malah semakin menggila, aku teriak kayak dikejerin penculik. “Aaaaaaa... berhenti ngejerin aku!!!” setelah aku berkata begitu, aku mendengar dan menyadari bahwa langkah kaki kak Evran sudah terhenti dan aku mengikutinya. “Eh, kamu gila apa gimana sih??? Aku cuma mau nyusul kamu, bukan mau macem-macemin kamu ataupun nyulik kamu! Aku kayaknya udah dikira mau mesum deh. Lagian kamu kenapa sih lari-lari gak jelas gitu? Bukannya kita udah janji mau ketemu digerbang sekolah? Terus kenapa kamu gak langsung nyamperin aku, apa masalahnya? Dan malah kita jadi lari-larian gak jelas kayak beginian deh” aku heran dan gak bisa nyela atau jawab ocehan kak Evran tentang apa yang baru saja terjadi diantara kami berdua itu. “Satu lagiii, aku bisa kalah cepet larinya sama kamu. Kamu udah biasa apa ya dikejerin anjing helder sampe-sampe kenceng gitu larinya? Sebagai lelaki tangguh dan perkasa aku ngerasa terlecehkaaaan gak bisa lari nyusulin kamu yang Cuma cewek !” yaah, kayaknya ocehan kak Evran lebih mengarah ke ngeledekin. Ngeremehin dan ngelebay-lebayin diri. Bikin gubrak jungkir balik juga abis itu. Ck! “Kok, kakak jadi seperti ngeremehin aku gitu?” dengan masang muka mewek, balik kanan bubar jalan. Gak noleh-noleh belakang lagi gara-gara bete campur males sama kata-kata kak Evran yang mungkin agak bikin aku ilfil dan pengen nonjok-nonjokin dia. Tapi mengingat dan menimbang ini adalah hari ulang tahunnya, aku akan bersabar diri terlebih dahulu. Mungkin saja dia belum tahu gimana kalo liat anak ingusan seperti aku bisa nonjokkin senior yang sebenernya gak patut juga untuk ditonjokkin. “Zer, jangan ngambek ya.. peace cuma bercanda” “Bodooo amat” “Yeee jangan gitu dong, ini kan hari ulang tahun aku kok kamu ngambek?” Jleb. Rasanya seperti nelen batu, nelen orang, nelen kayu, nelen HP denger kata-kata itu “HARI INI HARI ULANG TAHUN KAK EVRAN, ZERA! JANGAN AMNESIA!” bisikku dalam hati. Akupun menjadi terpaku dan terdiam sejenak, lalu aku menoleh dan menatap kak Evran sinis. “Follow me or you can get one hit!” emang agak gila deh, seakan-akan aku bakal menyandera kak Evran lalu minta tebusan uang bemilyar-milyar kepada orang tuanya. Tapi meskipun dengan kata-kata yang agak mengejutkan kak Evran, dan aku sempat melihat ekspresi dia dengan dahi yang berkerut dan kaget itu sebenarnya malah pengen bikin aku ngakak. Aku barusan kayak ngomong apaaa gituu.. lalu saat HP ku berdering,aku menghentikan langkahku, dan aku membuka sms yang masuk ke HP ku. Kali ini aku memasang senyum paling manis dan membalikkan badanku ke arah kak Evran seperti intermezo. “Kak, aku buru-buru pulang ya. Udah ditunggu mama dirumah” Dengan tatapan agak kesal, kak Evran cuma bisa pasrah ngeliatin aku yang semakin jauh lari ninggalin dia sendiri didepan ruang kelas X7. Kak Evran gak berkata apa-apa. Dan mungkin dia kecewa gara-gara aku udah bener-bener kelewatan ngerjain dia. Gak seperti biasanya, kalo pulang sekolah kita smsan terus, kali ini tidak ada yang memulai pembicaraan dan akuu sama sekali belum ngucapin ucapan selamat ulang tahun dan segala macam itu. Tapi sesuai dengan janji, aku akan memberikan sebuah kejutan manis untuknya. Aksipun mulai berjalan, aku pake nomor HP temen buat sms kak Evran, lalu neror dia, manas-manasin dan buat kak Evran emosi. Lalu ngajakin berantem disekolahan. Sebenarnya kak Evran tau kalau disekolah tidak boleh membuat kekacauan saat sedang dalam kegiatan belajar mengajar maupun tidak, karena ada sanksi berat dari pihak sekolah jika ketahuan membuat kekacauan seperti itu. Apalagi kak Evran sudah kelas XII dan harus bersikap baik-baik sampai menjelang kelulusan nanti sebelum dikeluarkan dari sekolah gara-gara hal sepele seperti itu. Namun akhirnya, rencana ku berhasil, karena akan mempertahankan dan menunjukkan dia adalah cowok gentle, yang ada kak Evran jadi terpancing emosi, kak Evran menerima saja dan siap menanggung resiko jika akan terjadi sesuatu terhadap dirinya. Aku bikin appointment buat berantem jam 7 malem udah diruang kelas X9, dilarang bawa apapun terutama temen-temen dia yang masya Allah kayak bodyguard itu. Dia udah setuju dan tinggal tunggu plan buat malem nanti. Aku udah nyiapin semuaaanya untuk malem ntar. Aku juga udah kerjasama dengan teman-teman akrab kak Evran yang pengen ngasih surprise barengan aku juga. Jadi kita udah siap, dan tinggal menunggu jam 7 malam didalam kelas X9 yang sudah didekorasi sedemikian rupa, namun dari luar bakal dibuat kesan mistis dan ghaib biar kak Evran yang terkenal gagah namun sedikit penakut itu menjadi sangat ketakutan saat akan masuk keruang kelas X9. Jam sudah menunjukkan pukul 7 lewat, kak Evran belum menunjukkan tanda-tanda akan datang ke kelas yang kami sediakan untuk surprise tersebut. Namun sesaat kemudian, kak Dodi yang bertugas sebagai pemantau keadaan dan keamanan diluar sudah memberikan sinyal terhadap kami yang didalam, untuk segera bersiap-siap karena ia mendapati kak Evran sedang dalam perjalanan menuju TKP. Beberapa saat setelah kami bersiap, kami mendengar sebuah langkah kaki yang diseret dengan ragu, menuju ruangan kelas kami tersebut. Kak Lely dan kak Helmi sudah memulai aksinya dengan membunyikan tanda-tanda yang paling jitu membuat kak Evran gemetaran, yaitu dengan memutarkan ringtone suara tangis seseorang wanita yang histeris sampai tersedu-sedu. Sontak raut wajah kak Evran langsung berubah menjadi pucat pasi, aku yang mengintip dari jendela bersama kak Ilham hanya terkikik melihat ekspresi kak Evran yang sangat-sangat terlihat lucu saat itu. “Sial lo! Mau ngerjain gue ya? Lari lo, gue gak mau ketemu lo. Gue cuma mau ketemu musuh gue. Fuck off!” teriak kak Evran terhadap suara tangisan yang bukannya berasal dari makhluk-makhluk ghaib sekitar sekolah. Lalu aku langsung mengirimkan sms kepada kak Evran.. Woi, lama banget sih lu! Jangan ngebencong dong. Tunjukkin lu gentle, masuk ke kelas X9. Dan gue udah nungguin lo disini. Ngantuk gue lama-lama nungguin lu lamaaa banget kayak cewek. Kak Evran mengutuk sms yang baru diterimanya itu. Lalu dia memaksakan dirinya berani masuk kedalam kelas yang dimaksudkan oleh sang ‘Anonymous’ tersebut. Dengan komat kamit membaca do’a sebelum memasuki ruangan tersebut, yang dilihatnya ruangan tersebut lampunya mati-hidup-mati-hidup berkali-kali dengan suata rintihan dan tangisan wanita tersebut semakin menjadi-jadi merasuki telinga dan pikiran nya menjadi kalut setelaaaahhh dia memasuki ruangan dan kami mengagetkannya dengan teriakan dan kostum kuntilanak super. Sontak dia menjerit dan hampir pingsan. Tapi aku cepat-cepat menyambutnya dengan kue ulang tahun yang full coklat kesukaan nya, dan bernyanyi Happy Birthday to you, diikuti kakak-kakak yang lain. Kak Evran yang sudah berkeringat jagung dan melemas itupun semakin lemas menjadi-jadi saat aku membawakan kue untuknya. Aku mengucapkan maaf atas surprise yang terlalu menegangkan itu, dan mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Kak Evran menghela napas yang terputus-putus karena dia merasa oksigen yang ia butuhkan berubah menjadi karbon dioksida semua. Akhirnya ia bangkit berdiri dibantu oleh Febri. Sekali lagi kami melantunkankan lagu selamat ulang tahun untuknya. “Kak, tiup lilin nya dan make some wish ya” kataku dengan tersenyum. Kak Evran Cuma membalas perkataanku dengan senyum yang dia usahakan untukku, karena wajar saja dia mengalami shock hebat meskipun ini sebenarnya lucu sekali kalau dibuat sebuah video. Setelah meniup lilin, memotong kue, dan memakan kue bersama-sama. Kak Evran ingin menuntutku, karena aku yang mempunyai rencana dan ide seperti ini, juga kejadian siang tadi yang bikin kak Evran ngambek bukan kepalang. “Mengenai janji kamu untuk nyamperin aku tadi siang, untuk ngomongin sesuatu sama kamu, kamu lari kayak dikejer penculik, kamu pengen pukul aku kalo gak ikut kamu, kamu nyelonong pulang dan ninggalin aku sendiri, terakhir kamu punya rencana yang hampir bikin aku mati, terus apa?!!!? Sungguh hari ini amazing” kak Evran kembali mengomeliku tanpa titik koma dia berbicara “Hahaha.. kak aku minta maaf, namanya juga surprise. Kalo gak extreme gak asik” aku menjawabnya dengan begitu santai sambil tertawa. “Fine, boleh aku melanjutkan apa tujuanku mengajakmu ketemuan sepulang sekolah tadi?” “Ya, kakak mau ngomong apaan?” “ kamu keberatan gak kalo mengisi hari-hari aku aja?” “Hah? Apa kak? Maksud kakak aku gak ngerti” “Humm.. kamu mau jadi pacar aku gaak?” “Eh?” “Iya apa nggak nih? Apapun deh, aku terima dengan senang hati” Aku gak tau harus jawab apaan, selama ini aku cuma nahan perasaan suka. Aku takut diPHP-in, tapi tapi tapi.. ini aku gak digituin kok, dia ini bener-bener suka apa sama aku? Aku ngerasa gak setipe dan sebanding sama kakak-kakak yang pernah jadi pacarnya kak Evran itu, adanya aku minder juga deh. Aduh dilema. Setelah menimbang-nimbang atas keraguanku, aku rasa gak ada yang perlu diraguin dari kak Evran.jadi, aku mutusin buat ‘iya’, aku nerima dia dan siap nanggung resiko jadi pacarnya.

Minggu, 10 Maret 2013

My Sweet, My First Love

Alis mataku terangkat saat menatap layar handphone yang sedaritadi berkedip menggodaku. “Halo,” sapaku dengan sedikit menahan ragu. “Elen, mmm” terdengar suara berat diseberang sana. “Ya, ini aku. Ini siapa ya?” tidak ada satu katapun terdengar dari lawan bicaraku. Namun aku tetap menunggu sampai terdengar jawaban dari si penelpon misterius itu. Dua detik kemudian telpon itu mati. “Siapa sih? Iseng banget” ku lihat kembali nomor yang tertera di received call barusan. Namun, entah kenapa jantungku terasa berdegup saat mendengar suara itu. Tapi konyol, aku tak tahu siapa dan aku belum pernah mendengar suara itu. ♥♥ From : 081980xxxxxx Hai cantik, semoga harimu menyenangkan :) Perempuan mana yang tak gembira hatinya ketika menerima SMS seperti ini. Bibirku tersungging lebar begitu saja, senang tak terkira. Siapa lagi ini? Oh tidak, dia adalah orang yang kemarin menelponku. Mau apa dia sebenarnya? To : 081980xxxxxx Terima kasih. Kamu yang kemarin menelponku? Kalau boleh tau siapamya? Tak terasa tanganku bermain dengan tombol handphone, membalas pesan singkat dari penelpon misterius itu. Tak perlu menunggu lama, pesanku langsung dibalas olehnya. From : 081980xxxxxx Maaf, aku tak dapat memberitahumu sekarang. Aku belum siap. Boleh kan aku berteman denganmu? To : 081980xxxxxx Oh tentu :) mengapa harus takut memberitahu siapa kamu? Bukannya dalam pertemanan kita harus saling mengenal? From : 081980xxxxxx Hahaha. Benar juga kamu. Tapi Elen, aku malu padamu. Aku takut jika kau tahu siapa aku, kau tak mau lagi membalas pesanku seperti ini. To : 081980xxxxxx Ada apa dengan kamu memangnya? Aku mau kok berteman sama siapa aja, asal gak bandel, gak jahat. Hehehehe From : 081980xxxxxx Nah itu dia mungkin, aku bandel. Aku gak sebaik kamu, aku juga jelek To : 081980xxxxxx Ah, sebandel dan sejelek apa? Mau aku bantu biar gak bandel lagi? :) From : 081980xxxxxx Kamu serius?? Oke aku bersedia hehe. Nanti kita telpon-telponan lagi ya To : 081980xxxxxx Iya. Tapi jangan matiin tiba-tiba ya? From : 081980xxxxxx Oke cantikk ;) ♥♥ Mulai kemarin sore hingga hari ini, hari ke 5 aku mengenalnya aku belum tahu siapa dia. Aku cuma tahu dirinya dari suara, dan kata-kata dalam pesan singkatnya. Namanya yang pada awalnya aku tak tahu pun, aku baru mengetahuinya setelah banyak komentar-komentar di Facebook, yang mengatakan seseorang itu menyukaiku. Ah, penelpon misterius itu bernama Erri rupanya. Aku tahu sedikit tentang fisiknya dari Fia, teman dekatnya semasa SD. Fia bilang padaku dia itu gak ganteng, tapi manis. Malah jelek, kurus, kecil, terlebih suaranya yang cempreng kecewek-cewekan. Ah jelek deh! Tapi itu dulu, itu dia dimasa SD. Sekarang? Aku belum pernah mau memenuhi keinginannya untuk bertemu langsung padaku. Jujur, ini baru pengalaman kedua ku berhubungan dengan laki-laki yang “katanya” menyukaiku. Aku sadar akan perasaan yang ia tujukan lewat perhatiannya, dan sikap-sikap lainnya yang untuk teman biasa itu tak wajar. Terang saja, aku belum begitu berani berhubungan lagi dengan laki-laki lain karena hubunganku dengan pacarku dulu itu tak indah. Malah terlalu menyiksaku, aku tak suka padanya namun aku juga tak bisa setega itu untuk menolak. Malah aku memaksa diriku bertemu dengannya, mengatakan aku sayang padanya, dan rupanya itu tak ujung membawa kesan yang baik untukku. Kali ini, aku takut jatuh lagi dalam kepura-puraan. ♥♥ Senin sore yang sangat mendung. Aku menghitung kembali, ini hari kesepuluh aku berkenalan dengan Erri. Kenapa aku begitu mengingatnya? Apa yang spesial? Seperti hari-hari sebelumnya, sore ini aku mendapat telpon dari Erri. “Halooo”. “Hai Elen, lagi ngapain? Ganggu gak kalo aku telpon”. “Enggak, ada apa nih sore-sore nelpon?”. “Nggak kok, mau ngobrol doang sama kamu”. Durasi yang muncul dari layar handphone ku menunjukkan bahwa kami telah mengobrol selama 45 menit lewat 3 detik. Aku masih betah saja mengobrol dengannya. Mengobrol apapun yang kami suka, sampai telinga sudah panas pun sepertinya kami saling tak menghiraukan. Entah mengapa, mengobrol tak jelas dengannya aku merasa nyaman sekali, bahkan aku sering rindu mendengar suara Erri. Hingga pada suatu topik pembicaraan.. “Len, menurut kamu cinta itu apa sih?”. “Ya, cinta itu cinta. Hahahaha”. “Haha. Ah kamu, aku serius nih. Aku mau tau pendapat kamu”. “Memangnya ada apa dengan cinta itu sendiri?”. “Yaelah, ayolah Len aku mau tau.”. “Iya, menurut aku cinta itu. Ketika aku merasa nyaman dengan seseorang, dan orang itu selalu ada untukku, berbagi kisah suka dan duka, mengerti aku, tidak menyakiti aku.”. Deg. Apa-apaan ini? Kata-kata ku sendiri membuat aku bingung, kenapa aku bilang seperti itu? Aku jadi teringat dia, Erri. “Wah, hebat ya kata-katanya. Haha kamu suka cowok yang kayak apa sih?” “Aku gak nentuin cowoknya kayak apa, yang penting aku nyaman sama dia dan aku sayang. Kalo kamu?” “Tipe aku kayak kamu Len. Kamu cantik, pinter, baik, lembut lagi. Jadi kamu selama ini nyaman gak sama aku?” “Hah?” “Aku, aku suka kamu Len. Kamu mau jadi pacar aku gak?” “Ri.. Jangan ngomong kayak gitu deh” “Kenapa? Aku memang bener-bener suka sama kamu” “Tapi, aku gak bisa.. Aku, aku takut.. Takut gagal mencintai seseorang” “Len, aku mohon kasih aku kesempatan. Aku mau buat kamu yakin sama aku. Selama apapun itu. Sampai kamu bener-bener mau nerima aku apa adanya” “Tetep aja aku gak bisa. Maafin aku ya. Kita temenan aja dulu” “Len..... Jadi kamu gak kasih aku kesempatan dulu?? Wah hancur hatiku, ditolak nih” “Erri, aku gak bermaksud kayak gitu. Kasih aku waktu untuk yakinin diri aku sendiri, apa aku bener-bener sayang sama kamu” “Yaudah, yang harus kamu tau aku itu sayang banget sama kamu.” Aku menangisi jawaban ku barusan. Benar-benar menangis. Kenapa aku harus takut? Padahal aku yakin Erri bisa menjagaku, aku juga nyaman dengannya. Kenapa aku semunafik ini? ♥♥ Sepertinya, Erri melupakan kisah penolakan kemarin sore. Hari ini seperti hari-hari biasa dimana aku berbahagia bisa tetap berteman baik dengan Erri. ♥♥ Minggu ini, waktunya bersih-bersih. Sepertinya minggu ini akan menjadi salah satu minggu yang baik untukku, karna aku rasa aku mendapat kejutan dari Erri. “Hai Eleeeennn!” Aku mendongakkan kepala ku ke arah suara. Fia. Ya, itu Fia, sama siapa dia? Pikirku. “Kamu lihat, aku bawa siapa?” Aku hanya melihat kepada orang asing yang datang bersama Fia. Aku tetap mengerling, tidak mengenal lelaki itu. “Kok kalian diem sih? Bengong segala! Mana kemesraan kalian ditelpon?” Hah, telpon? Siapa? Erri kah ini?? Aku masih bengong. “Hai Fia, kamu sama siapa?” sapaku kemudian “Aku sama Erri nih.” “Hai Elen” sapanya sedikit canggung. “Eh kucing siapa nih, lucu banget. Nih Ri, lucu kan?” Ku lihat reaksi Erri agak bergidik ngeri melihat kucingku, Chiko. “Gak usah kasih aku lah kucingnya” “Ihhh gak keren, ini kucingnya lucu banget tau” Fia mendekatkan Chiko ke pundak Erri. Seketika itu ia langsung kabur meninggalkan Fia yang masih tertawa keras dengan reaksi Erri. Heh, Erri takut kucing? Tampang macho gitu padahal -_- aku hanya diam dan tersenyum melihat pemandangan ini. Erri.... Manis juga. “Eh Elen, sorry ya tadi. Hahaha. Kita cabut dulu, mau jogging. Ikut gak? Kan ada Erri. Cieee” “Iya, gapapa. Erri kemana tadi? Aku gak ikut, lagi banyak kerjaan.” “Ituu tuh si gelo, udah ngacir. Haha yaudah nyesel padahal gak ikut kita. Daah!” “Daah” Erri kok bisa takut sama kucing ya? Padahal kucing kan lucu. ♥♥ From : Erri Elen, maaf. Aku alergi bulu kucing. Sekaligus aku trauma dicakarin kucing. Huhuhu  tuhkan pertama kali ketemu aja bikin malu. Aku ngerasa aku lemah banget didepan kamu tadi To : Erri Ga perlu malu sama aku, aku paham kok  From : Erri Jadi bagiku kucing adalah makhluk yang mengerikan To : Erri Haha kamu itu yah, cowok cool tapi takut sama kucing. Malu-maluin tau! Hahaha From : Erri Udah dong ngetawainnya u,u Oyah, kamu cantik ya padahal masih pagi To : Erri Udah deh gombal segala. Biasa aja tau From : Erri Harusnya kamu bangga aku bilang kayak gitu. Cowok itu beruntung punya pacar kayak kamu loh Len. To : Erri Alhamdulillah kalo gitu, aku mau mandi ya riiiii  From : Erri Oke ;) ♥♥ Mungkin waktu telah ku ulur lama untuk meyakinkan perasaanku. Ketika aku mulai yakin padanya, aku mulai takut apakah dia masih menyimpan perasaan yang sama untukku. Kali ini aku yang menunggu dia kembali menyatakan perasaannya untukku. Ya, meski dia sering iseng menggodaku itu bukan berarti dia masih menyukaiku kan? Entahlah, yang jelas aku menunggu dan kali ini aku bersedia untuk menerimanya. Aku yakin..... Pikiranku tersadar saja saat mendapati telpon masuk. Erri. Saat aku memikirkan dia, dia langsung ada untukku. Seulas senyum mewakili perasaanku kali ini.  “Aku gak tau lagi gimana caranya memulai.” “Maksudnya?” “Mungkin bagimu sulit untuk menerima kembali seseorang untuk mengisi hidupmu” “Hmmm” Sungguh. Aku tidak mau pikiran negatifku benar-benar meng’iya’kan bahwa ia telah menyerah untukku. Aku mohon Tuhan, dengarlah.... Aku mencintainya. Persatukan kami kali ini. “Apa kamu masih ragu? Terimalah perasaan ini. Ehem, kalo andainya aku ada deket kamu, bakal aku kasih jantung, hati, ah terlebih kasih sayangku untuk kamu biar kamu yakin sama cinta aku” “Yeee stres! Itu mah kamu mati duluan bego sebelum aku nerima kamu. Hahaha masih sempet becandaan aja” “Hah? Maksudnya apa nih? Kamu nerima aku ya?” “Kalo kamu mau aku bilang iya, oke aku mau kok” “Ah tentulahhh! Penantian panjangku tak berujung percuma. Kalo ada deket kamu, aku mau peluk. Haha gila seneng banget aku” “Udahan Lebaynya. Tuh peluk guling lebih enak” “Enakan peluk kamu dong. Hehehe” “Idih. Haha sana mandi. Baaauu kamunya” “Oke sayang!” ♥♥ Sweety. Panggilan sayang untuknya. Sepertinya itu terlalu kekanak-kanakan dan tidak sesuai untuk panggilan kepada laki-laki, meskipun laki-laki itu adalah pacar atau orang yang disayangi. Tapi aku lihat dia tidak keberatan saat aku menentukan nama panggilan untuknya. Bukan tak beralasan, aku memanggil dia dengan panggilan itu, karena dia orang yang manis, dan harapanku bahwa dia akan selalu membuat hari-hariku terasa lebih indah dan sangat manis. Mungkin ini bukan untuk pertama kalinya aku jatuh cinta dan sebahagia ini, namun saat bersama Erri, aku sulit menemukan kekuranganku. Meskipun sifat kami berdua sangat bertolak belakang, tapi bagiku itulah yang dapat menyempurnakan perasaan kami. ♥♥ Untuk hari ini, aku baru saja genap sebulan menjalani hubungan dengan Erri. Saat aku merasa telah menemukan kebahagiaanku yang tergolong sempurna, aku menemukan masalah yang cukup rumit dan besar yang datang untuk menguji pertahanan hubungan kami ini. Pertama, kebohonganku dengan mantan pacarku terbongkar, sehingga ia menyerodokku dengan pertanyaan-pertanyaan yang aku sendiri tak mau membahasnya. Kedua, Erri dikabarkan dekat dengan perempuan lain, yang jelas aku tidak merasakan ia berubah sikap denganku. Bahkan pada kabarnya, perempuan itu akan dijadikan Erri sebagai pacarnya. Bagaimana bisa itu terjadi? Erri kan masih pacaran denganku? Yang lucu dan anehnya, kenapa berita ini harus sampai ke telingaku melalui mantan pacarku? Ah, paling itu akal-akalan dia saja untuk memutuskan hubungan kami. Tidak, aku tidak boleh percaya dengannya. Aku... Tentu saja aku percaya pacarku, Erri  From : Alma Kamu itu bego ya!? Jelas-jelas pacarmu itu Playboy. Dia itu cuma mau mainin kamu! To : Alma Urusan kamu apa sih? Yang jalanin hubungan itu aku, bukan kamu. Kamu gak usah ikut campur sama urusan aku. From : Alma Kamu itu coba dengerin aku. Aku cuma gak mau kamu disakitin cowok lain, apalagi sama orang yang sebrengsek itu! Kamu boleh nyakitin aku, tapi aku gak mau kamu disakitin. Dia kemarin bener-bener nembak Dera, cewek yang dia taksir dulu. Jelaslah Dera gak nerima Erri, dia tau kalo Erri itu masih pacaran sama kamu Hatiku benar-benar sakit, aku tak tahu harus bagaimana. Saat ini pun aku sedang tidak berkomunikasi dengannya, baik melalui apapun. Aku hanya mampu mendengar perkataan hatiku saja. Secara refleks pun, air mata jatuh dari pelupuk mataku. Ini adalah hal yang tak bisa ku bayangkan sebelumnya. Sungguh. Ku biarkan SMS itu sampai aku cukup tenang untuk membalasnya. To : Alma Sudahlah tidak usah memperkeruh keadaan. Terima kasih informasinya From : Alma Oke, kalau kamu gak percaya. Silahkan tanya Dera langsung. Ini nomor HP nya  0897xxxxxxx Aku berkelut. Mau ku apakan nomor HP orang ini? Aku tak mengenalnya secara jelas. Mengapa harus aku tanyakan kejadiannya langsung jika harus mengiris hatiku? Tapi, bagaimana mungkin aku harus menghakimi keadaan yang tidak jelas seperti ini, aku cukup meyakinkan dari satu sumber dulu, baru nanti aku tanyakan masalah ini kepada Erri. Akhirnya, aku memberanikan diri untuk mengirimkan pesan singkat kepada Dera. To : 0897xxxxxxx Hai, salam kenal. Aku Elen. Aku boleh langsung bertanya sesuatu padamu? Aku merasa deg-degan. Aku jadi tidak siap menanti balasan dari perempuan itu. Tiingg. Nada pesan masuk berbunyi nyaring. Ah, inikah balasan Dera? Pikirku mengecam. Aku paksa tanganku untuk meraih handphone ku, dan ku lirik sekilas nama pengirim yang tertera disitu. Sweety? Erri. Dia datang pada saat yang tepat kah untuk kali ini? From : Sweety Sayang, maaf baru ngabarin. Tadi aku main basket aja kea biasa, gapapa kan? To : Sweety Oke From : Sweety Hemm.. Kok jutek? Marah ya? To : Sweety Nggak tau aku marah apa nggak. Aku kalut banget ri -_- From : Sweety Kamu kenapa sayang? Ada masalah ya? Kasih tau aku biar kita kelarin bareng-bareng masalah ini. Itu biar hati kamu tenang. Teeengg! Pernyataan yang sangat tepat sasaran, Erri! Pada saat yang bersamaan, satu SMS lain masuk. Dera. Apa maksudnya semua kebetulan ini?? From : 0897xxxxxxx Hai Elen. Senang berkenalan denganmu. Pacarnya Erri ya? Wah mau tanya apa Elen? Hah manis sekali perempuan ini menyambut SMS ku. Apa ini topeng saja? To : 0897xxxxxxx Maaf sebelumnya, aku hanya ingin mengklarifikasi berita tidak enak yang telah sampai ke telinga ku. Benarkah kemarin Erri.... Ah apa kemarin dia memang memintamu untuk menjadi pacarnya? From : 0897xxxxxxx Iya. Tapi Elen, aku tidak sampai menjawab pertanyaan dia. Kamu harus tau Elen, dia itu Playboy, jadi mana mau aku percaya padanya. Lagipula aku tau dia sudah punya pacar, yaitu perempuan secantik kamu Elen. To : 0897xxxxxxx Terima kasih atas informasinya From : 0897xxxxxxx Oke semoga langgeng ya. Kenapa SMS terakhir itu malah membuatku menghakimi dia, bahwa dia sedang mentertawaiku atas kebodohan ku dalam mempercayai laki-laki macam Erri? Aku tak tahu. Aku hanya merasakan sesak di ulu hatiku saat membayangkannya. Oh ya, aku lupa. Aku belum membalas SMS Erri. To : Sweety Jadi kamu nggak mungkin nggak tau. Ini, masalah kamu, aku dan dia ri. From : Sweety Dia? Maksudnya dia siapa?? To : Sweety Bagaimana mungkin kamu nggak tau. Dia, Dera. Kemarin kamu ngapain sama dia? Tell me, and give me the reason! From : Sweety Please Elen kamu jangan gampang percaya. Aku cuma bercanda sama dia, ya biasa lah. Dia juga dulu suka kali sama aku. Aku ngetes dia aja. To : Sweety Oke ri, segampang itu kamu mainin orang? Gimana aku? Pacar kamu! Kamu gak mikirin aku yah, gimana dampaknya aku dengerin omongan orang tentang kamu. Kamu Playboy lah, brengsek lah, dll. Terlebih sakitnya hati aku saat perlakuan pacar aku itu seakan-akan nganggep aku, pacarnya kea invisible gitu. Gak ada ri! -__- From : Sweety Maaf Elen, maaf. Aku janji untuk nggak ngulangin ini lagi, aku khilaf. Aku ngaku deh aku salah, tapi aku gak bermaksud mainin kamu dan dia. Tolong kasih aku kesempatan sekali lagi aja Len. Aku bakal perbaiki semuanya To : Sweety Yaudah. ♥♥ Kejadian kemarin tak urung membuat perasaanku surut kepadanya. Malah dalam hatiku, aku ingin menjaga dia, agar selalu ada untukku. Aku dan perasaanku, juga dia dan perasaannya padaku. ♥♥ Seminggu setelah kejadian itu. Hubungan dengan mantan pacarku, makin memburuk. Permasalahan yang tak perlu dibahas dan diperdebatkan semakin menjadi sensasi menjadi-jadi untuk menimbulkan perselisihan. Dan saat ini aku baru tau sifat buruk dari Alma, mantan pacarku itu. Aku rasa, mengapa dia harus sibuk dengan urusan pribadiku? Dia kan punya urusan pribadinya sendiri. Dan satu lagi, permasalahan yang sering didebatkan adalah... Ia sering mengungkit tentang diskriminasi antara masa lalu kami dulu, dengan sikapku memperlakukan Erri. Juga keburukan-keburukan Erri. Akhirnya ini membuat Erri tau, ia benar-benar tidak suka aku diperlakukan dengan kasar oleh Alma. Karna itu memang urusan kami, bukan dia. “Aku pinjem HP kamu dulu deh ya Len” “Buat apa?” “Udah pinjem aja dulu” To : Alma Gak usah ngurusin masalah orang deh, punya urusan sendiri kan?! Erri From : Alma Aku cuma pesen ya ke kamu, jangan nyakitin Elen lagi. To : Alma Peduli apa kamu? Dia pacar aku, dan aku yang bisa jagain dia. From : Alma Brengsek kamu! Kamu bilang jagain dia, tapi kamu baru aja nyakitin dia To : Alma None of your business. BASTARD! Aku kebingungan dengan tingkah Erri. Sedari tadi ku lihat rahangnya mengeras dan seperti menahan marah. “Ri, kamu pake SMS siapa? Kamu gak apa-apa kan?” aku memegang lengannya mencoba memberikan ketenangan. Ia hanya tersenyum membalas perkataanku. “Nothing, sweet. I’m fine as you see.” Ia mengusap lembut dan mengecup puncak kepalaku. “Ah iya. Kita makan aja dulu. Kamu udah pucet tuh haha.” “Rese kamu. Aku ngekhawatirin kamu tau.” “Gak perlu lah, aku udah gede. Dan aku cowok” ia memeletkan lidahnya dan kutinju pelan lengannya yang sedari tadi ku pegang. ♥♥ Ku lirik jam tangan ditangan kiri ku, sudah 2 jam yang lalu SMS terakhir ku terima dari Erri. Ku raih handphone disaku celana ku, ku tekan beberapa digit nomor telpon Erri. Telponnya tersambung, kenapa dia gak angkat telponku? Apa dia sedang marah? Tumben. SMS juga gak dibales. Apa emang lagi sibuk? Tiiinggg. Nada dering tanda pesan masuk ini seakan-akan memberikan jawaban padaku. Namun yang ku dapati disitu bukan pesan dari Erri, melainkan Dera. Mau apa lagi dia?? Aku menghela nafas dan membuka pesan darinya. From : Dera Elen. Erri dan Alma lagi duel ditaman bambu! Mataku terbelalak membacanya. Segera ku raih tas tanganku, dan ku susul mereka sampai ke Taman Bambu. Apaan ini? Ku lihat Alma akan meninju wajah orang yang aku sayangi. “Erri!” Kedua orang itu menghentikan duelnya sesaat ketika aku datang. Aku berlari menghampiri Erri dengan wajah yang merah padam karena emosi itu. “Erri..........” ku peluk erat tubuhnya yang basah berkeringat itu, lalu menangis dipelukannya. “Kamu ngapain disini? Ini urusan aku sama dia.” Yang dibicarakan hanya diam dan menatap kami tak suka. “Cih!” desisnya “Ri aku gak mau kamu kenapa-kenapa. Udahan ya berantemnya. Kita bisa kelarin masalah ini dengan kepala dingin. Aku yakin ada solusinya.” Aku mengangkat wajahku. “Kenapa kalian berdua berantem?” “Asal kamu tau Len, mantan kamu ini songong banget. Seenak udelnya marahin kamu dan ngurusin hubungan kita. Aku yang pacarnya kamu aja gak pernah marahin kamu. Kasar banget dia. Tampang alim padahal! Apa urusannya? Jadi harus ku beri pelajaran biar dia tau sopan santun.” “Kamu itu yang brengsek! Pengecut! What the hell loser! Bisanya mainin perasaan cewek. Dikirain kamu lahir dari pertunasan batang pisang apa? Potong aja punyamu kalo emang gak bisa ngertiin dan jagain cewek.” “Hah? Sok tau kamu! Kenapa kamu begitu peduli sama pacarku? Kalian itu udah lama putus.” Aku melepaskan pelukanku. “Biar aku atasi ini, minggir Len” “Stop! Udahlah. Kalian ini ngomongin yang gak penting aja. Aku rasa masalah ini cukup jelas. Alma, aku minta sama kamu gak usah hubungin aku lagi. Ini semua urusanku, aku dan Erri yang menjalani hubungan ini. Kami, terutama aku yang akan tanggung resikonya. Aku benci banget sama kamu! Awas aja kalo kamu masih ganggu aku dan Erri!” ku tarik tangan Erri meninggalkan tempat itu. Alma? Dia hanya mengerang kuat sepeninggal kami berdua dari tempat itu. “Sial! Cinta udah ngebutain Elen. Sungguh Tuhan, aku gak mau dia disakiti oleh siapapun, terutama ERRI.” ♥♥ Kali ini aku boleh lega, seminggu lagi hubunganku dengan Erri akan memasuki bulan ke dua. Aku rasa untuk saat ini tidak akan ada badai cobaan lagi mengganggu hubungan kami berdua. Sore ini aku akan pergi kerumah teman sekolahku, Intan. Hari ini ia akan sangat bergembira dihari ulang tahunnya itu. Ah rencananya aku ingin sekali mengajak Erri untuk pergi bersama-sama kerumah Intan. Tapi apa boleh buat, ia sudah membuat janji dengan teman-temannya untuk bermain bola basket. To : Sweety Kamu bener-bener udah janji sama yang lain? From : Sweety Iya sayang. Maaf ya, lain kali kalo mau minta ditemenin kamu konfirmasi ke aku dulu dong hehe. To : Sweety Alah sok sibuk kamu. Haha. Well sweety aku berangkat dulu ya, love you  From : Sweety Hati-hati dijalan sayang. Love you too :* ♥♥ Perasaan aku kok jadi aneh gini ya? Pertanyaan batinku tak dapat membuatku tenang. Aku juga sibuk menepis berbagai pikiran aneh yang berkecamuk dalam otak ku. Aku mulai terpikir kata-kata Alma, Erri itu brengsek, Playboy. Ah! Apa nanti dia akan setega itu mempermainkan aku lagi? Takkan mudah bagi seorang playboy untuk benar-benar mencintai seseorang. Tapi..... Erri pernah bilang padaku bahwa ia rela meninggalkan apapun yang telah ku larang demi kebaikannya itu. Itu demi aku. Aku yakin dia sangat mencintaiku. Pasti. Aku yakin Erri telah berubah. Aku juga benar-benar menyayanginya. Sekalipun dia bukan tipe lelaki yang baik, aku tau dia akan berubah. Itu karna aku ingin merubahnya menjadi lebih baik, dan aku tau ia akan memenuhinya karna aku tau. Dia juga sangat menyayangi aku. “Kok ngelamun? Nyanyi yuk!” Intan menyadarkan lamunanku dan segera menarik tanganku sebelum aku melanjutkan konflik pikiran dan batinku. Intan lalu melanjutkan “Oh iya abis ini kita makan, lalu acara bebas deh! Hehe” “Iya tan. Anggep aja acara bebasnya dunia ini milik kita ya hahaha,” Intan nyengir mendengar kata-kata ku barusan. Gak ada masalah, selama kita membuat dunia ini juga enjoy dan nyaman buat kita. Aku melupakan resahku. ♥♥ Malam minggu. Bukan acara yang spesial buat aku dan pacarku Erri. Aku biasa cuma SMS-an, dan telponan sampai semalam suntuk dengan Manusia Gila Telpon ini. Yah, bukan sekali saja, bisa sampai berkali-kali sampai telinga budek juga yang penting melepas kangen. Kita memang mengurangi frekuensi untuk bertemu, memang sengaja. Tapi untuk urusan telpon-menelpon, Erri paling gak bisa. “Halo sweety” sapaku memulai “Halo...” “Agak aneh nih malem ini” “Enggak aneh kali yang. Eh tadi itu aku ketemu cewek cantik loh.” “Oh ya, terus? Diajakin kenalan gak?” “Nggak, kan aku udah punya kamu” “Jadi, gimana kalo kamu belom punya aku?” “Gimana ya? Gatau juga tuh” “Uhm gitu” “Alah gitu aja ngambek” “Gak ngambek kok” “Itu?” “Sok tau deh. Cantikan mana aku sama cewek itu?” “Cantik kamu lah” “Ah maksa deh ngomongnya” “Maksa apa sih. Serius dari hati aku yang paliiing dalem” “Trus tadi kenapa ngomongin cewek cantik? Kegatelan sih” “Gak gitu kan gak normal yang” Seketika hatiku menciut. Seenaknya Erri bicara kepadaku seperti itu. “Tapi kamu tau kan kamu ngomongin itu sama siapa?” “Yang, gak gitu maksudnya.” “Udahan deh ri. Aku capek dengerin becandaan kamu yang kayak gitu” “Kan aku udah jelasin maksudnya gak gitu” “Iya. Bukan sekali ini kamu becandaan masalah cewek. Aku ini cewek ri, aku gak bisa dengerin pacar aku kayak gitu depan aku.” “Kamu kok jadi marah gitu sih sama aku?” “Napa? Kamu gak suka? Ya jelaslah aku marah. Wajar. Aku cemburu juga wajar, itu karna aku sayang kamu. Kalo gak ngapain juga capek-capek marah gitu.” “Abisnya kamu itu ngambekan. Coba gak usah ngambek, udah tau aku orangnya suka becandaan.” “Egois banget kamu itu!” “Kamu tuh yang egois. Mentingin perasaan kamu doang hah.” “Yaudah kamu urusin aja cewek itu! Gak usah aku!” “Mending aku gak ngurusin dua-duanya” “Oke kalo kamu maunya gitu. Kita putus aja” “TERSERAH KAMU! OKE KALO MAUNYA GITU” Tuut.. Tutt.. Tuut.. Sambungan telpon terputus. Begitu juga hubungan kami. Putus. Segitu kejamnya Erri? Pembelaan aku terhadapnya didepan Alma terasa sia-sia saja. Keadaan seakan-akan membenarkan kecaman Alma terhadapku. Aku merasa pipiku basah. Basah oleh air mata. Aku merasakan benci yang begitu besar terhadap seseorang yang pernah menghujami hariku dengan cinta itu. Aku marah. Aku merasa menjadi wanita yang tidak dihargai perasaannya oleh seorang laki-laki yang telah aku percayai setulus-tulusnya, ialah yang akan menjadi yang terbaik dalam hidupku. Aku kecewa. Mengapa hari ini terasa bagai kutukan untukku? Yang dibilang Alma benar. Dia memang lelaki yang suka mempermainkan perasaan perempuan. Tuhan telah mentakdirkan aku jatuh cinta dengan Erri. Tetapi mengapa Tuhan pula yang telah mentakdirkan kami untuk terputus ditengah jalan yang berkerikil ini? Apa memang.. Bukan jodohku dengannya? Tapi entah, dibalik semua itu perasaan cinta masih mengakar kuat didalam hatiku. ♥♥ Sebulan setelah aku memutuskan hubungan kami, hanya sekali aku mendapat kabar tentang dia. Setidaknya aku tau dia baik-baik saja. Pada saat itu pula, dia meminta maaf kepadaku, dan memohon agar aku kembali kepadanya. Namun entah mengapa aku terlalu takut untuk disakiti kembali. Dan aku pun tak dapat menerima Erri kembali. Hingga, meski aku ingin pun aku tak dapat menerima Erri kembali padaku dengan semudah itu. Kecuali jika aku tau dia sudah dapat merubah kebiasaan buruknya secara total, meski hanya kemungkinan kecil. Aku tetap menjalani konsekuensi ku, agar aku tidak jatuh kedalam kesalahan yang sama. Meskipun Erri telah menjamin semua ketakutanku dengan perkataannya yang manis. Tapi aku cukup belajar dari saat pertama aku dengannya, ia juga menjanjikan saat-saat terindah dan kesiapannya untuk menjagaku, begitu juga dengan perasaanku. ♥♥ Melepaskan hanya butuh waktu sedetik saja, namun untuk melupakan aku tak jamin dengan cara yang semudah dan sepraktis apapun dilakukan. Jatuh cinta dengan lelaki manapun juga aku masih menganggap lelaki itu sama brengseknya, dan tidak ada yang bisa menyamai Erri. Prinsipku masih sama saja, sampai aku mengenal Rian dan hingga aku berpacaran dengannya. Lagi-lagi aku memaksa diriku untuk menerima seseorang dalam hidupku, hidup dalam kepura-puraan, dan sebagainya. Namun kali ini tujuanku lain, aku ingin mencoba menyelami kehidupan dengan lelaki lain meski itu bukan Erri. Siapa tau, lelaki itu bisa menjadi batu loncatanku untuk melupakan seseorang seperti Erri itu. Nihil. Aku tidak bisa melakukan apa-apa selain memutuskan hubungan kami yang baru seumur jagung. Singkat saja, hanya 6 hari kami berpacaran. Tidak instan memang, dan tentu saja sulit melakukan hal sekonyol ini. Berkali-kali ku coba untuk melarikan diri dari perasaan cinta yang telah terlanjur mengukir indahnya didalam hati ini, berkali-kali itu juga aku tak mendapatkan jawaban yang ku inginkan untuk melupakannya. Hingga saat ku dengar suara itu kembali, aku.. aku kenal suara itu. Oh tuhan, diakah cinta pertamaku?

Minggu, 18 November 2012

Panda Terancam, Bambu Mungkin Akan Punah Akibat Perubahan Iklim

Meskipun mereka adalah salah satu spesies hewan yang paling dicintai di Bumi, panda tidak terlindung dari pengaruh buruk akibat perubahan iklim. Menurut sebuah studi baru, peningkatan suhu yang diperkirakan akan terjadi di Cina selama satu abad ke depan akan berdampak serius pada tanaman bambu, yang menjadi sumber makanan utama panda. Hanya jika bambu dapat dipindahkan ke habitat baru yang terletak di daerah lebih tinggi, maka akan ada kesempatan bagi panda untuk bertahan. Namun, jika program konservasi berjalan terlalu lambat, manusia dan aktivitasnya bisa merebut semua habitat baru yang mampu mendukung pertumbuhan bambu di dunia yang semakin panas tersebut. Para peneliti menggunakan berbagai model perubahan iklim untuk memproyeksikan masa depan tiga jenis bambu di wilayah Qinling Mountain di China, yang mewakili sekitar seperempat total habitat panda yang tersisa. Model tersebut memberikan prediksi spesifik yang berbeda, tetapi semuanya memperkirakan kenaikan suhu dalam satu abad ke depan. Hasil penelitian menunjukkan, jika bambu dibatasi dengan wilayah distribusi seperti saat ini, sekitar 80-100 persen bambu akan menghilang pada akhir abad ke-21, karena bambu tidak akan bisa tumbuh pada suhu yang semakin meningkat. Jika bambu bisa dipindahkan ke daerah yang lebih dingin (yang akan mencapai suhu yang sama seperti habitat bambu saat ini, bahkan ketika terjadi pemanasan), maka masih ada harapan. Namun, itu semua masih tergantung pada sejauh mana manusia dapat mengurangi perubahan iklim dengan membatasi emisi gas rumah kaca di masa depan. Banyak panda di alam liar saat ini tinggal di cagar alam yang dilindungi. Namun, hampir semua tanah di cagar alam tersebut tidak akan cocok bagi bambu jika temperatur dunia naik seperti yang diperkirakan. Namun jika ahli pelestarian merencanakan mempercepat pemindahan cagar alam yang sejalan dengan perubahan habitat bambu, maka masih ada kemungkinan untuk melestarikan tanah yang diperlukan untuk habitat panda. Perubahan iklim bukanlah satu-satunya tantangan yang dihadapi panda raksasa, yang merupakan salah satu spesies paling langka di dunia, ujar seorang peneliti. Kegiatan manusia sangat membatasi habitat binatang dan ketergantungan mereka pada satu sumber makanan. Makanan yang tidak bernutrisi atau tidak kaya energi, tidak akan membantu. Selain habitat asli mereka di Cina, panda hidup di kebun binatang di seluruh dunia dan pusat penangkaran. Tapi Liu tidak memperkirakan masa depan yang cerah bagi panda jika mereka kehilangan habitat liar mereka. Dikutip dari yahoo news 18 november 2012

Senin, 02 Januari 2012

Happy Birthday My Brothaa ♥

Haaallo, bertemu lagi dengan admin blog ini di tahun yang baru.. 2012 \(‾▿‾\) (/‾▿‾)/ happy new year ya, walau telat tapi yang penting masih suasana tahun yang baru kan yaahh :* moga aja ditahun yanng baru ini kehidupan kita bisa lebih baik dari tahun 2011 kemaren, ga pake galau-galauan lagii, dan semua yang diinginkan bisa tercapai dengan mudah..tentunya semoga aja ya kita yang ngeraih mimpi itu sendiri, bisa giat-giatnya usaha daripada tahun kemaren yang suka males-malesan aja hhe :p okee mau share nih ke blog tentang sesuatuu.... ini dia ƪ(˘ε˘ƪ)┌(_ε_)┐ (ʃ˘ε˘)ʃ Setelah ngebahas cerita saat-saat aku ulang tahun semasa SMP kemaren, sekarang giliran aku nyeritain ulang tahun abangku yang namanyaaa Arie Ryan Saputra yang ke-19. Tepatnya ini adalah ulang tahun saat dia masih kuliah dan masih bisa kumpul-kumpul bareng mama, papa, aku, sama bang amyy ♥ huehee Penting gak penting aku Cuma mau share aja nih :D gapapa kan yah, blog juga blog guaaa lo mau apaahh ƪ("`□´)ʃ mau protes sini deh lu wkwk udah-udah lanjutin yaa, ceritanya dikit aja.. waktu tahun baruan 2009 lalu, kita nyiapin surprise ke dia, karna besoknya dia udah mau balik ke jakarta, kembali melanjutkan studinya diSTAN hhe.. ‘ jadi, karna hari itu kita gapunya acara apa-apa (kan malem tahun baruan udah lewat sayoong :p) ya langsung aja kita kasih kue ulang tahun yang udah duluan dikasih sebelum birthday nya datengg :D wkwk anggep aja hari itu udah tanggal 2 januari ya huehe Kuenya enak banget ihhh.. full chocolate sama dibalik layer nya ada selai blueberry gituhh hummm (˘ڡ˘) diatasnya ada cream dengan cherry wahwahhhhh... enak banget jadi pengen makann.. teklen semuanyaahh (•̪ ▿•̪)
* ini foto close up kuenyaaa, enak yaah ( ื▿ืʃƪ)
* ini bocah udah maen comot aja kuenyaa ckck (۳ ˚Д˚)۳
* kue tampak atas :p

Jumat, 30 Desember 2011

Anggrek Macan ┌(˘⌣˘)ʃ

Anggrek macan Duileee, keren banget dah nama taneman yang satu ini.. ternyata, bukan cuma nama grup penyanyi dangdut aja yah yang namanya “Trio Macan”. ternyata taneman yang cantik ini juga punya nama yang ada macan-macan nya gituh... wkwkwkwk Okedeh, mau nanya kenapa juga ini taneman yang udah cantik punya embel-embel ‘macan’ diakhiran namanya?Well, kita bisa liat sendiri lah kalo dari fotonya, kenapa taneman ini disebut sebagai ‘Anggrek Macan’ :D Dari kelopak bunganya ini juga udah keliatan, ada corak kea belang harimau gitu hihi *yang bener harimau apa macan yak?. Nahh maksudnya, kelopak bungaa anggrek ini punya corak kea yang ada pada badan nya si macan atau harimau (•̪ ▿•̪) huaaa lucuuuunyaahh :* macan ama harimau itu sama aja ding keanya wkwk :’P Denger-denger dari tetangga aku, pemilik bunga langka ini.. si macan *nahlo? Kok macan yak XD* adalah tanaman yang sulit banget untuk berbunga. Bayangin nih yaaa, tanaman ini baru berbunga lagi setelah beberapa puluh tahun gapernah munculin bunganya yang indaaahh ituu ˆ⌣ ˆ huaaawww so sweet dong ya kalo aku bisa liat bunga ini akhirnya dan bisa jepret hasil foto yang murni dan asli langsung dari sumbernya, bukan hasil copas dari internet wkwwkwk *bangga Kalo liat dari internet sendiri, si anggrek macan inii punya banyak variasi coraknya.. kalo mau liat gimana aja, search di google boleh kok hehe :D yang pastii aku post anggrek macan yang ada direal dalam kehidupan sekitar aku :’P Dan yang paling sesuatu, Anggrek ini baru berbunga lagi pada bulan akhir tahun 2011 yaitu bulan DESEMBER ! terus hubungan nya apa yah?? Haha nggak sih, sesuatu aja rasa nya.. menyambut 2012 dengan bunga yang indah ini..  Ini diaaa foto-foto cantiknya :p